8 Jam Sehari, Sudah Cukupkah?

Bagi pelajar, belajar memang sebuah kewajiban. Kalau dihitung-hitung, sekitar 1/3 hari dihabiskan untuk menuntut ilmu di sekolah. Sementara 1/3 bagian dari hari yang lain digunakan untuk tidur malam yang sudah tidak bisa ditawar lagi. Dan sisa waktu yang ada itu lah yang dapat dimanfaatkan untuk bersosialisasi dengan dunia di luar sekolah. Namun waktu yang sudah sempit itu pun harus dikurangi lagi karena pelajar harus mengerjakan tugas dan PR yang biasanya pasti selalu ada setiap harinya. Belum lagi jika pelajar mengikuti kursus ini dan itu. Adakah waktu tersisa untuk bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar rumah? Masih tersisakah waktu untuk mendapatkan hiburan seperti menonton televisi? Atau sempatkah para pelajar menyisihkan waktu untuk berdoa dan merefleksikan semua kejadian yang berlangsung hari itu?

Jujur saja, saya sebagai seorang pelajar merasa 8 jam yang tersisa itu kebanyakan digunakan untuk mengerjakan tugas, PR, dan belajar untuk ulangan maupun belajar untuk mengulang materi yang tadi diberikan atau mempersiapkan pelajaran untuk keesokan hari. Mungkin sedikit hiperbola jika saya berkata bahwa 8 jam itu full untuk kegiatan tersebut, karena selain kegiatan-kegiatan tersebut pastinya saya juga melakukan rutinitas sebagai seorang manusia biasa seperti makan dan mandi, yang notabene memerlukan waktu juga. Bagi beberapa orang mungkin masalah seperti ini dianggap sebagai kesalahan pribadi yang tidak dapat mengatur waktunya secara efisien dan efektif. Namun, jika anda mau menghitung-hitung lagi jam tersebut, saya rasa memang waktu 8 jam yang tersisa itu sudah sangat mepet untuk dipadati dengan kegiatan ini-itu.

Secara teori, sekolah menyarankan siswa/i untuk belajar di rumah MINIMAL 4 jam sehari. Berarti waktu 8 jam dikurang 4 jam, tinggal tersisa 4 jam. Anggap butuh waktu untuk mengerjakan PR selama 1,5 jam ditambah kursus yang biasanya juga sekitar 1,5 jam. 4 jam dikurangi 3 jam menyisakan 1 jam, yang biasanya digunakan untuk melakukan aktivitas wajib yang diperlukan tubuh, yaitu makan dan mandi. Dari hasil perhitungan sederhana diatas dapat kita lihat bahwa memang tidak ada waktu yang tersisa lagi bagi pelajar untuk bersosialisasi dengan orang-orang di lingkungan sekitar.

KONTROVERSI

Seperti yang sering kita dengar, banyak orang yang berkata bahwa "di zaman sekarang yang penting adalah pergaulan". Kebanyakan orang berpendapat bahwa pendidikan yang kita tempuh selam bertahun-tahun, belum tentu menjajikan pekerjaan. Akan tetapi ada faktor lain yang kini di anggap lebih mempengaruhi, yakni sosialisasi atau pergaulan dengan masyarakat. Celakanya, berdasarkan perhitungan seperti yang telah dijabarkan di atas, kita dapat melihat bahwa tidak ada lagi waktu yang tersisa bagi pelajar untuk bersosialisasi. Beruntung, bagi mereka yang orang tuanya masih mau menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan anaknya. Bagaimana jika misalnya orang tua sibuk bekerja dan jarang berkomunikasi dengan anak? Well, pasti anak akan menjadi tertutup terhadap orang tua dan jika anak tersebut mempunyai masalah, dia tidak tahu harus menceritakannya kepada siapa.

MUNGKIN pendidikan memang penting, tapi bukankah banyak orang berkata bahwa hidup ini harus seimbang? Bukankah IQ harus seimbang dengan EQ dan SQ?
Ya, menurut saya alangkah lebih baiknya jika sistem pendidikan diubah dengan sebuah inovasi baru, mungkin dengan hanya menetapkan ulangan tiap tengah dan akhir semester saja, yang biasanya semua materi telah terserap dengan baik olah murid karena waktu KBM yang cukup. Sebab terkadang guru hanya mengejar nilai tanpa memikirkan bahwa materi yang sedang diajarkan belum selesai dibahas dan tanpa memikirkan nasib murid memberikan ulangan harian dengan dalih "mengejar nilai". Lalu mungkin bisa diadakan lebih banyak kegiatan luar kelas / praktik yang biasanya lebih cepat diingat dan dimengerti oleh siswa/i dibandingkan dengan belajar di kelas yang kebanyakan di isi oleh wajah-wajah mengantuk dan tidak konsen.

MINGGU?

Hari minggu bagi sebagian pelajar mungkin merupakan satu-satunya harapan untuk bisa mendapatkan hiburan dan bersosialisasi dengan teman, orang tua, dan orang-orang di sekitar tempat tinggal. Tetapi bagaimana jika di hari senin terdapat ulangan? Alhasil pelajar akan mengurung diri di kamar sambil belajar dengan perasaan gondok. Beruntung bagi yang mereka yang bersekolah hanya sampai hari Jumat. Tapi bagaimana dengan murid yang sampai hari sabtu pun masih harus masuk ke sekolah?

Bagi sebagian orang mungkin mengatakan bahwa waktu 24 jam sehari kurang adalah tidak bijaksana, sebab Tuhan telah menciptakan segala sesuatunya baik adanya. Jadi, tinggallah kita manusia, makhluk yang memiliki akal dan budi untuk menyiasatinya.

Saya yakin bahwa pendidikan memang penting, tetapi kalah pentingkah sosialisasi???

Komentar

mademoiselle mengatakan…
betul itu, pelajar juga butuh hiburan. Bukan cuma belajar dan pacaran sama buku pelajaran aja.







http://www.myeverlastingstories.blogspot.com
please give a comment, and thanks before!
Anonim mengatakan…
bener banget tuh...
kita pelajar kan juga bosen kalo blajar terus,lagian mana bisa nikmatin masa muda kalo waktunya abis buat blajar mulu...
tehehheee...

Postingan populer dari blog ini

7 buah eksotik Indonesia

Jembatan Keledai Rumus Triginometri

Sebegitu Menakutkan kah Diriku?