Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Thai Movies

Awalnya saya agak meremehkan film thai. Yang ada dalam pikiran saya waktu itu adalah model film yang tidak berkualitas. Tentu saja saya enggan untuk memontonnya bahkan untuk sekedar melongok trailernya. Namun sebuah film mengubah pandangan saya. Judul film itu adalah crazy little thing called love. Saya menonton film itu karena banyak teman-teman saya yang merekomendasikan film itu. Sungguh, saya sampai menitikkan air mata saat menonton fil tersebut, apalagi di bagian pemeran perempuannya ditolak oleh si pujaan hati. Sungguh mengiris hati.... Setelah film itu, saya mencoba untuk menonton film thai lainnya yang berjudul suckseed. Filam yang ber-genre romcom alias romantic comedy ini benar-benar lucu dan romantis. Karena bercerita tentang anak band, tentu saja di film ini banyak diselingi oleh lagu-lagu yang cukup enak didengar. Bahkan saya sampai mencari dan men-downloadnya dari internet. Hehe. Yang terakhir, film loser lover yang juga ber-genre romcom. Di film ini menceritakan tentan

Pujian, Kalimat Pembangkit Semangat

Bagaimana perasaan jika mendapat pujian dari seseorang? Orang normal pasti akan merasa bahagia. Bagi pelajar, mendapat pujian dari guru, teman, terlebih dari orangtua adalah kata-kata penyemangat di kala semangat belajar mulai mengendur. Bak pelipur lara di saat putus asa menyergap karena banyaknya tugas dan ulangan menanti. Seperti yang kita ketahui, hampir semua sekolah di Jakarta (khususnya) berlomba-lomba untuk mengumpulkan nilai. Tak peduli materi yang diajarkan sudah terserap dengan baik atau tidak, ulangan terus-menerus dijadwalkan tanpa henti. Kalau istilah dalam agenda perhotelan namanya full-booking. Belum lagi bervariasi tugas yang diberikan dengan dalih untuk mengembangkan kreativitas murid-murid. Tetapi pernahkah anda merasa bahwa apa yang telah anda lakukan telah semaksimal mungkin tapi bukan pujian yang diterima melainkan omelan? Orangtua (khususnya) seakan tak pernah puas dengan nilai anak. Istilahnya, dapat nilai 100 adalah kewajiban. Perasaan kesal terlebih lagi

8 Jam Sehari, Sudah Cukupkah?

Bagi pelajar, belajar memang sebuah kewajiban. Kalau dihitung-hitung, sekitar 1/3 hari dihabiskan untuk menuntut ilmu di sekolah. Sementara 1/3 bagian dari hari yang lain digunakan untuk tidur malam yang sudah tidak bisa ditawar lagi. Dan sisa waktu yang ada itu lah yang dapat dimanfaatkan untuk bersosialisasi dengan dunia di luar sekolah. Namun waktu yang sudah sempit itu pun harus dikurangi lagi karena pelajar harus mengerjakan tugas dan PR yang biasanya pasti selalu ada setiap harinya. Belum lagi jika pelajar mengikuti kursus ini dan itu. Adakah waktu tersisa untuk bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar rumah? Masih tersisakah waktu untuk mendapatkan hiburan seperti menonton televisi? Atau sempatkah para pelajar menyisihkan waktu untuk berdoa dan merefleksikan semua kejadian yang berlangsung hari itu? Jujur saja, saya sebagai seorang pelajar merasa 8 jam yang tersisa itu kebanyakan digunakan untuk mengerjakan tugas, PR, dan belajar untuk ulangan maupun belajar untuk mengulan